Jumat, 20 Mei 2011

Si Tangan Panjang





Usai sudah ujian semester tahun ini mudah-mudahan mendapat nilai yang memuaskan, setelah satu tahun menghabiskan waktu bersama teman-teman, kini dengan usainya semester ini saya dan teman-teman tingkat satu saya berpisah dan entah siapa dari kelas ini yang akan bersama saya dikelas nantinya di tingkat 2. Pembagian kelas pun telah diumumkan saya sangat berharap bisa bersama mereka lagi seperti di semester kemarin, dan akhirnya pembagian kelas itu pun telah diumumkan dan saya pun dengan perasaan cukup cemas melihat pengumuman tersebut. Saya pun cukup terkejut melihat pengumuman itu, ternyata tidak ada satu pun teman wanita saya yang bersama lagi dikelas ini, hanya ada beberapa teman pria yang sekelas lagi bersama saya.


Hari pertama masuk kelas, saya pun merasa sangat asing karena tidak mengenal teman-teman wanita yang ada dikelas ini dan saya berharap supaya kelak nantinya mereka adalah teman terbaik saya. Saat pertama masuk saya Cuma mengenal teman tingkat satu saya dan saya selalu bersama dia, hingga ada yang berfikir kami memiliki hubungan dan sebenarnya tidak. Sebut saja teman saya itu Mike, awal masuk kuliah saya selalu bersama dia karena saya masih belum kenal teman-teman saya dikelas yang baru ini, yaaa mungkin hanya mengenal mereka sekilas dan hanya mengenali lewat wajah-wajah mereka sebab klu mengenali mereka dengan nama mereka saya masih agak sedikit lupa (maklum masih pertama liat.... heheheee ).

Minggu demi minggu sudah terlewati dan saya bersama teman-teman baru saya mulai akrab dan saya pun mulai banyak mengenal mereka, dan mereka ternayata asik juga, selera humornya yang cukup tinggi membuat saya bila bersama mereka pasti tertawa dah gembira. Tetapi tak semua yang berada dikelas itu asik semua anak-anaknya, maklum deh anak kuliah kan ky maen geng-gengan klu dikelas. Dan ada saja tangan-tangan panjang yang suka mengambil barang yang bukan miliknya (sebut aj maling).

Disini saya menemukan orang-orang yang baik tapi ada juga orang yang baik tetapi jahat, coba bayangin aja banyak yang kehilangan barang dikelas ini (serem yaa). Kejadian itu bukan hanya menimpa sekali saja tetapi juga berkali-kali, coba bayangin aja barang punya temen sendiri di ambil juga (parah banget kan yaaa...).
Kejadian pertama menimpa Dini iaa teman saya dan ia kehilangan dompet. Jadi begini ceritanya, pada saat itu dini adalah salah satu teman saya dia pun sangat baik kepada semua teman-teman dan iaa pun mempunyai uasah untuk menambah uang jajan dia. Usaha yang ia jalani adalah usaha jualan pulsa, maklum di kelas ini masih belum yang menjual pulsa di kelas ini, yaa mungkin dia ambil kesempatan kalam kesempitan kali yaa (hahahaa). Dan teman-teman dikelas juga membeli kepada ia, karena ia sangat baik, apabila ada yang membeli tapi belum mempunyai uang, dia pun memerima mengutang jadi pulsa sudah dikirim dan uangnya tidak langsung dibayar. Awalnya teman-teman langsung membayar bila membeli pulsa tersebut, tapi lama kelamaan teman-teman yang membeli pulsa dan pada berhutang kepada dini. Ada yang berhutang 200rb bahkan lebih dan parahnya lagi bukan hanya satu orang yang berhutang pada ia tapi banyak yang berhutang. Pada suatu hari mungkin Dini sudah kehabisan kesabaran mungkin yaa, dan ia meminta kepada teman-teman yang memiliki hutang kepada ia untuk membayarnya. Dan pada suatu hari anak2 pun membayar semua utang mereka kepada Dini dan sangat na’as sekali kejadian yang menimpa kepada dini.


Pada hari tersebut memang kelas kami ada pelajaran praktikum, dan mereka pun membayar utang mereka kepada dini, uang tersebut dimasukan dini kedalam dompet dan dompet tersebut dimasukannya kedalam tas. Dan praktikum hari ini pun dimulai kami masuk kedalam ruangan praktikum, dimana peraturan di dalam lab tertulis tas dan sepatu diletakan di lemari yang tersedia di depan kelas. Dini pun menyimpan tasnya di dalam lemari tersebut, dan tanpa firasat apa pun ia langsung menuju bangku untuk duduk dan menerima pembelajaran dari tutor. Tak terasa sudah 2 jam kami mengikuti praktikum ini setelah tutor memberikan tugas-tugas dan kami pun beranjak meninggalkan ruangan praktikum. Dan lagi-lagi tidak ada firasat apa-apa yang Dini mrasakan, ketika ia hendak mengambil tas yang ia taro dilemari depan kelas, ia sedikit terkejut lantaran tas yang ia ingat tertutup pas waktu menaro tas nya didalam lemari, dan pas ia mengambil tasnya sehabis selesai mengikuti praktikum. Dengan kondisi tas yang terbuka ia pun langsung bergegas memeriksa isi dalam tasnya tersebut dan apa yang terjadi?? Dompet yang tempat ia menaro uang pulsa yang tadi anak-anak membayar hutang kepada ia sudah tiada. Wajahnya pun langsung lemas dan sedikit pucat, saya pun tak tega melihatnya.


Setelah kami menceritakan kepada teman dekat kami, kan misalkan dikelas pasti ada teman teman dekat antar cewe dan cowo. Dan kami pun bercerita kepada cowo-cowo tentang yang dialami oleh Dini, kami dan teman-teman cowo tidak habis fikir kenapa dompet dini bisa menghilang karena tidak mungkin orang lain yang mengambil kecuali anak-anak didalam kelas. Dan kami pun bertanya-tanya siapa yang melakukan ini semua??
Setelah kejadian pertama kami pun meningkatkan kewaspadaan, masalah dompet Dini yang hilang hanya beberapa saja yang mengetahuinya hanya teman-teman terdekat saja yang mengetahuinya dan sudah hampir cukup lama kejadian itu berlalu, dan kami pun sudah agga sedikit melupakan kejadian tersebut, mungkin selang beberapa bulan terjadi kehebohan lagi didalam kelas.


Kejadian yang ke-dua tergadi lagi dan kali ini yang hilang bukan lah dompet melainkan barang berharga yaa bisa dibilang barang yang cukup mahal yaitu PSP, sebuah game portable yang mudah dibawa-bawa dan harganya pun yang cukup mahal. Jadi begini ceritanya, PSP tersebut yang memiliki ialah Dayat ia salah satu pacar dari teman saya yaitu Linda. Kala itu PSP tersebut sedang dimainkan oleh Linda (kekasih Dayat), sambil menunggu dosen datang dari pada BT or ngegosip tidak jelas mendingan Linda bermain PSP sambil menunggu dosen datang. Dan tak lama berselang sang dosen yang dinanti-nanti pun datang juga. Ketika dosen itu datang PSP tersebut yang sedang Linda mainkan langsung diberikan kepada Dayat (kekasih Linda), dan Dayat pun langsung menaro PSP tersebut didalam tasnya.


Dosen pun masuk dan memulai pembelajaran, iya hanya sedikit menjelaskan materi pembelajaran dan langsung memberikan kami tugas kelompok, dan tugas itu pun harus dikumpulkan hari itu juga, dengan panik kami pun menyesuaikan tempat duduk dengan teman-teman kelompok kami. Dan Dayat pun tak beranjak dari tempat duduk yang awal ia duduki dan meninggalkan tasnya, kala itu ia masih mengingat tasnya tersebut berada dibawah, dan kami pun menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan sang dosen dan tak lama tugas-tugas itu pun dikumpulkan kepada sang dosen, setelah itu kami pun pulang.


Kala itu Dayat pun sedikit terkejut karena tasnya tersebut yang semulanya berada dibawa, ternyata ada diatas bangku, semula ia berfikir “mungkin, tas gw ganggu jalan, maka’a dipindahin keatas”. Dan ia pun langsung keluar dari kelas itu. Dayat pun tak langsung pulang ia ingin kewarnet dulu mau ngirim tugas yang data-datanya disave diPSP tersebut. Tiba lah ia disuatu warnet dan langsung membuka tasnya untuk hendak mengambil PSP tersebut, ia pun terkejut terkaget-kaget, PSP yang ia taro di dalam tas tidak ada, tp ia masih penasaran dan mencari-cari dengan teliti disetiap sudut tas, ternyata tak kunjung ada. Iia langsung menelepn Linda dan berkata :
Dayat bertanya : “beb, PSP qu sama qm gg??”
Linda menjawab : “engga beb, kn tadi aq kasih qm, coba qm cari lg pelan pelan.”
Dayat : “aq udah cari beb, tapi gg ad juga”

Linda langsung mempunyai firasat yang tidak enak dan ia ingat kejadian yang menimpa Dini. Dan mereka berdua pun menghubungi teman-teman terdekat mereka, dan kali ini masalahnya sangat lah serius, sehingga qm menanyakan kepada orang pintar (weits, jgn berfikir kedukun yaa). Bukannya musyrik atau menyekutukan allah, tapi hanyalah ikhtiyar. Dan dapat lah ciri-ciri orang yang mengambil dompet dan PSP itu, semua ciri-ciri orang tersebut diceritakan kepada kami, awalnya kami tidak percaya bila ia dia yang mengambilnya. Salah seorang teman kami pun bertanya juga kepada orang pintar yang lain dan ternyata ciri-cirinya itu pun sama apa yang dicirikan kepada orang pintar pertama, tapi kami sempat bingung untuk mengungkapkan kejahatan si maling tersebut, karena kalau kita hanya menuduh dan tak ada buktinya itu sama saja kita memfitnah dia. Jadi kami sekarang hanya waspada saja dalam situasi apapun, dan apa bila kejadian ini terulang kembali naru kami mengusut kasus ini supaya terbongkar kejahatannya. Kami sempat tiidak menduga kalau pelakunya itu dy sebut saja Mr X. Karena keseharian ia yang sangat pendiam dan baik, tetapi dibalik itu semua dy lah si tangan panjang.

;;

By :
Free Blog Templates