Selasa, 09 November 2010

HIPERTENSI PERLUKAH DIET

Pada masa lalu stroke disebut sebagai penyakit para pensiunan. Soalnya stroke selalu menyerang para orang tua yang sudah pensiun dari jabatan atau pekerjaannya. Tapi sekarang stroke 'lebih maju' lagi. Jenis penyakit yang orang awam sebagai 'mati separoh'-ini, banyak dijumpai juga menyerang orang-orang muda usia 20-30 tahunan.
Penyebab utamanya adalah penyakit tekanan darah tinggi yang tak terkontrol atau tak diketahui penderita. Hipertensi atau Bloedroek adalah sebutan atau suatu kondisi tekanan darah sistole (tekanan atas) 140 mm Hg atau lebih.


Bagaimana Anda Tahu ?
Anda tahu apakah anda mengidap hipertensi sakit atau tidak, bila di lakukan pengukuran tekanan darah dengan alat tensime terbaik atau kedokteran dengan perawatan atau alat otomatik yang di pasang pada lengan kanan. Anda dapat menanyakan beberapa tekanan atas (sistole) dan beberapa tekanan bawah (distole). Tekanan darah sistole berhubungan dengan volume pacu jantung, dan tekanan darah sistole berhubungan dengan ukuran kekuatan tahanan perifer. Hipertensi ringan bila tekanan darah sistole antara 140-160 mm Hg, dan tekanan darah diatole 90 -104 mm Hg.
Apakah semua Hipertensi dapat Disembuhkan.
Ada dua jenis Hipertensi. Yang pertama jenis Hipertensi esensial, yang pertama tidak diketahui apa sebabnya. Biasanya tak terasa ada keluhan pusing atau berat di tekuk kepala, dan bila di periksa termasuk hipertensi ringan. Sayangnya, kondisi tekanan darah ini sukar di turunkan tekanan darahnya. Hipertensi sekunder merupakan akibat dari penyakit lain, seperti penyakit endrokrin, penyakit hati, dan penyakit ginjal, khususnya yang biasanya bisa diatasi bila penyakit asalnya diobati.


Mengapa Terkena Hipertensi ?
Seorang mempunyai resiko mendapat hipertensi atau tidak tergantung terdapatnya faktor yang memudahkan kondisi sakit, seperti ada keturunan, yang berinteraksi dengan obesitas (kegemukan), gaya hidup, komponen diet, dan lain faktor yang menyebabkan peningkatan tekanan darah yang khas untuk suatu kondisi.
Berdasarkan data penelitian, epidemiologi menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki dan golongan lanjut usia (lansia) mudah mendapat hipertensi. Faktor lingkungan seperti stress di lingkungan kerja atau lingkungan rumah padat di kota, menyebabkan penyakit ini banyak di jumpai pada golongan penghasilan dan pendidikan rendah. Faktor Diet dijumpai secara epidemiologi peran kadar sodium (Na+) yang tinggi, seperti orang-orang yang biasa suka makan rasa asin dan ada faktor 'sensitif garam' yang tinggi. Secara Normal, ginjal mampu mengatur kadar sodium melalui hormon ( hormon atrial natrium).Faktor diet lain adalah masukkan diet kadar kalsium (ca++) yang kurang, tetapi pembuktian sebaliknya dengan diet tinggi kalsium tak mencegah terjadinya hipertensi.
Mineral Potasium (K+) juga di pertimbangkan dapat mencegah hipertensi melalui pengaruh langsung pelebaran pembuluh darah arteriol, menekan hormon renion, dan angiotensi, menurunkan tekanan adregenik dan merangsang aktivitas pompa sodium dan potasium. Potasium mini banyak di jumpai pada buah dan sayuran.
Mineral Magnesium (MG++) di nyatakan tak jelas mempunyai hubungan hipertensi. Magnegsium potensial menghambat kontraksi otot halus dan mungkin berperan sebagai vasodilator dalam regulasi tekanan darah. Lemak dalam bentuk asam lemak tak jenuh (PUFA) adalah precusor hormon prostaglandin yang mempengaruhi kerja ginjal dalam mengeluarkan sodium dan relaksasi otot.
Dosis tinggi minyak ikan (50 gram per hari dengan 15 gram lemak alphan omega 3) menunjukkan kasus tekanan darah ringan. Tetapi adanya di pengaruhi pada waktu pendarahan maka minyak ikan tak dianjurkan untuk terapi. Vegetarian mempunyai tekanan lebih rendah dari orang yang mengkonsumsi daging, walaupun sama-sama asin. Hal yang berbeda adalah diet rasio asam lemak tak jenuh (PUFA) asam jenuh satu atau lebih dapat menurunkan tekanan darah. Alkohol merupakan penyebab hipertensi yang tak sembuh-sembuh dan wanita lebih mudah terpengaruh kondisi.
Faktor pemakaian obat-obatan dapat menyebabkan hipertensi seperti pil KB, steroid, anti radang, non steroid, obat tetes hidung dan obat flu, penekan nafsu makan dan anti depresi .


Bagaimana Penanganan Yang Seharusnya?
1. Penanganan Medis
Melakukan check-up tekanan darah. Kapan dilakukan ? Lebih dini bagi yang mempunyai keturunan (usia di bawah 20 tahun dan teratur setiap bulan).
Minum Obat sesuai aturan. Biasanya diberikan anti Hipertensi dan atau diuretik yang masing-masing mempunyai aturan minum agar bekerja efektif yang biasanya efektif pada hipertensi ringan.

2. Non Medis
Kontrol Berat Badan
- Berat badan diturunkan sampai 15 % diatas ideal berat badan (target). Perhitungan ideal berat badan + (TB-100)-10 %(TB-100) = kilogram BB.
- Upayakan mengurangi nasi, stop gorengan dan makan manis sampai target tercapai.
- Mengurangi alkohol ( tak lebih dari 1 ons (1/2 gelas per hari)).
- Mengurangi Sodium. Masukan Sodium diturunkan menjadi 1,5 - 2,5 gram perhari arau 4-6 gram garam dapur. Biasanya kadar garam ini tercapai adalah didapatkan dari gerusan garam saat menghaluskan bumbu sehingga sebelum penentuan rasa yang terakhir, diambil porsi makanan khusus untuk pasien tesebut. Dengan demikian pasien tak tersiksa karena harus makan tanpa garam, dan berbeda jenis dengan keluarga yang lain. Jenis makanan dingin seperti mentimun seledri dapat di sajikan tiap hari.
- Minum jus buah (700-1000 cc per hari kira-kira 3-4 gelas).

Olahraga
Areobik yang di lakukan secara teratur dan jangka panjang (endurance type reguler exercise) sangat baik untuk menurunkan tekanan darah. Walaupun dalam jangka pendek justru tekanan darah akan lebih naik sedikit, tetapi jangka panjang untuk pembulu darah koroner.



sumber : www.google.com

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates